Persepsi Masyarakat Tentang Terorisme Adalah Bentukan Media AnekaNews.top - Persepsi Masyarakat Tentang Terorisme Adalah Bentukan Media
Media memang mempunyai kontribusi terbesar besar dalam menciptakan persepsi dan opini masyarakat terutama di Indonesia. Berita yang tidak penting pun kalau di blow up besar-besaran bisa jadi Trending. Contoh soal
#Terorisme, media besar malah memberitakan soal lain di tempat kejadian teror tersebut. Misal: selfie, polisi ganteng lah, orang jualan dan lainnya. Sebenarnya sah-sah saja untuk menaikkan rating media tersebut. Dan ironisnya, masyarakat kita suka sama hal-hal yang berbau
#Kontroversi dalam sebuah berita.
Kembali ke persepsi masyarakat tentang terorisme di Indonesia, perseepsi dan opini masyarakat kita sebenarnya dibentuk oleh pemberitaan media. Masyarakat, secara umum, menerima apa yang ditulis koran sebagai
#Fakta.
Misal, ketika seorang wartawan menulis "Teroris, yang mendalangi Bom Jakarta, ditembak mati karena melawan", pembaca umumnya akan beranggapan si wartawan tahu persis tentang kejadian itu.
- Tahu persis bahwa yang ditembak itu benar-benar teroris.
- Tahu persis tahu bahwa yang ditembak itu mendalangi kerusuhan.
- Tahu persis bahwa mereka ditembak mati karena melawan.
Tapi, benarkah si wartawan tahu persis tentang semua itu? Dalam banyak kasus, wartawan hanya mengutip sumber, contohnya polisi atau orang yang berada di tempat kejadian tersebut. Dan lebih ironis lagi, kalau wartawan hanya mengambil sumber dari
#Pengamat, yang mana hanya lah opini pribadi tanpa langsung mengetahui kejadiannya.
Sebenarnya, mudah menandai mana FAKTA (jurnalistik) dan KLAIM. Yakni dengan menelusuri sumber-sumber yang ada dalam sebuah berita. SOURCING, atau atribusi terhadap sumber, merupakan bagian terpenting dalam sebuah berita.
Jadi kita harus pintar memilah-milah berita, jangan cuma bersumber pada satu media, trus kita melakukan pembenaran. Miris boss....
#Terrorisme #Fakta-Dalam-Berita #Bom-Jakarta