AnekaNews.top


ANEKA TIPS INFORMASI DAN BERITA
Announcement
.
Random News
Every time I am silent, existing in the shadow of my mind like kings in the kingdom of Majapahit era ... Read More »
Published: Mon, 02 Jan 2017 - 08:00:24
Category: Kesehatan
By: AnekaNews.top
Hits: 1/153
Comments: 0/0
Hati-hati, Membeli Fried Chicken Di Pinggir Jalan

Hati-hati, Membeli Fried Chicken Di Pinggir Jalan - AnekaNews.top

AnekaNews.top - Hati-hati, Membeli Fried Chicken Di Pinggir Jalan

Berhati-hatilah, saat membeli Fried Chicken di pinggir-pinggir jalan. Anda harus lebih teliti dan bisa membedakan dan jangan mudah tergiur harga Murah. Bisa jadi itu bukan daging ayam asli, melainkan daging "anu" ?

Sebaiknya anda simak cerita dibawah ini :

Sepulang dari ITC, saya menyempatkan diri untuk membeli makan malam, sekaligus makanan buat sahur. Niatnya sih mau puasa Senin-Kamis seperti biasa. Karena bosan dengan lauk yang itu-itu saja (saya harus beli lauk yang bisa tahan sampe besok pagi, jadi biasanya ya paduan ayam goreng ma perkedel atau ayam goreng ma orek tempe ), saya ingin mencoba ayam goreng kremes (baca: KFC-KFCan atawa KFC palsu yang dijual di pinggir jalan) deket kosku. Memang selama 10 bulan lebih tinggal disana, saya tidak pernah beli di situ (kalo dulu sih gara-gara duitnya mepet). Maka saya membeli satu potong dada atas Rp 3800,- dan satu potong punggung Rp 2000,-. Rencananya bagian punggung kupakai buat lauk makan malam sedang bagian dada yang dipakai buat lauk sahur.

Saya sempat bertanya pada penjualnya, ” Ada sayap ga Mas?” karena di daftar terantum menu tersebut. Masnya menjawab, “Sudah habis, Mbak”.
Sempat terbersit curiga, siang-siang kok udah habis, padahal kayanya sepi-sepi aja. Jangan-jangan memang ga jual. Ah, sudahlah, saya tak terlalu memusingkan hal tersebut.

Pukul 17.30. Sehabis sholat ashar, karena masih males mandi, saya ingin mencicipi “makanan” yang sudah kubeli. Keadaan kamar waktu itu remang-remang karena lampunya belum kunyalakan. Kubuka kantong kertas pembungkus dan kulongok ke dalamnya. Tampaknya baik-baik saja. Rupa ayam goreng tepung biasa. Saya mengambil potongan yang lebih kecil, karena menurut dugaanku, itulah yang bagian punggung. Mencoba mencuil sedikit, tapi kok susah. Ya sudah, kugigitlah sedikit daging itu. Kukunyah, kok rasanya agak kenyal ya? Berlemak dan aneh. Jangan-jangan ayam mati?

Saya mulai deg-degan. Apalagi setelah melihat samar, potongan bekas yang kugigit berbentuk bulat, yang bisa kubayangkan bahwa semula dia berbentuk gilig. Emang ada bagian tubuh ayam yang berbentuk gilig? Di punggung pula?
Dengan panik kunyalakan lampu kamar. Dalam keadaan yang lebih terang, saya periksa lagi potongan daging itu. Benar, bentuknya seperti pipa, dengan diameter sedikit lebih besar dari 0,5 cm. Masa bagian tenggorokan saluran napas -yang biasanya ada di leher- kebawa sampe punggung? Jadi, “ekor”?! Itulah kesimpulan yang akhirnya muncul.

Deg..deg… Saya mengambil piring dan bersiap mengoperasi “daging punggung” itu. Untuk sekedar mengingatkan, selama 10 tahun lebih saya bergaul dengan ayam, dan sempet bergaul akrab dengan angsa dan burung puyuh. Bagi yang mengenalku dengan baik, tak disangkal, Nur adalah seorang penggemar unggas. Berbekal latar belakang itu, meski bukan lulusan kedokteran hewan, saya cukup mengenal dengan baik anatomi tubuh dan segala seluk beluk hewan ini.

Waktu beli tadi, saya membayangkan “punggung” adalah “rongkong” dalam bahasa Jawa. Ini adalah salah satu bagian favoritku setelah sayap.
Jika anda meminta bagian ini, anda akan mendapatkan banyak sekali tulang (tulang rusuk dan taju pedang kalo di manusia), sedikit daging yang menempel di tulang, dan sedikit sekali kulit. Namun waktu ayam goreng itu kubelah dan kuhilangkan bagian tepungnya, SAYA SAMA SEKALI TIDAK MENEMUKAN TULANG! Yang ada malah bagian kulit yang lebar sekali, dengan lemak dan sedikit daging putih yang menempel. Bila dihubungkan dengan bagian yang kupikir sebagai “ekor”, maka bisa dibayangkan kalo itu adalah bagian pantat dari… SEEKOR TIKUS!! Memang beberapa hari sebelumnya saya mendapat email dari Mbak Kosku tentang daging tikus yang diolah sedemikian rupa agar mirip daging ayam, lalu dijual bebas di masyarakat. Tapi ga pernah kusangka, kejadian serupa akan secepat ini kualami sendiri. Hiks!

Udah mulai mual-mual, saya meneruskan pembedahan. Kuteliti kulit luas itu. Dari pengalaman, saya sangat ragu kalo kulit kasar itu pernah ditumbuhi bulu. Sebaliknya, dengan keyakinan 80% saya bisa bilang bahwa jejak pori disana adalah bekas tumbuh rambut!

Dengan lemas, kumulai pembedahan ke potongan daging kedua: potongan dada atas. Jika anda makan bagian dada ayam, anda akan menemukan sebuah tulang rawan berbentuk segitiga yang khas. Namun setelah memutilasi dan menghancurkannya, saya tidak menemukan tulang itu. Yang ada malah sebentuk tulang kecil yang aneh (berasa tidak pernah liat di tubuh ayam, dan susah membayangkan bagian tubuh ayam yang mana yang memilikinya) . Di bagian daging, biasanya daging dada ayam itu berserat, yang bila kita khancurkan akan menjadi serpihan (susah bilangnya, bayangin aja daging yang biasa ada di soto ayam deh). Namun setelah kuambil selembar, kutekan pake jari, daging itu tetap utuh karena terikat oleh lemak. Padahal setahuku daging bagian dada adalah yang paling sedikit lemaknya.

Yaiks, intinya, hari itu hampir saja saya makan daging tikus!! (udah gigit ekornya dikit sih, astaghfirullah! !) Hiiii, sampai sekarang masih merinding kalo inget..

Jadi teman-teman, saya sarankan agar hati-hati bila beli ayam goreng, apalagi yang dibalut tepung tebal, karena tepung itu menyamarkan bentuk aslinya. Mending yang digoreng biasa atau ayam bakar, atau beli di tempat yang terjamin kebersihannya.

Kesimpulan :

Sedikit tips yang bisa membantumu mbedain daging ayam dengan daging tikus.

1. Dari segi daging, sama-sama putih dan rasanya benar-benar mirip, tapi daging tikus lebih banyak lemaknya dan seratnya halus, kalo ayam sedikit lebih kasar. (Seperti dalam Foto yang banyak minyaknya dibagian paha. Itu adalah daging tikus).
2. Periksa kulitnya, apakah berpori besar atau kecil. Kalau kecil, kemungkinan yang pernah tumbuh adalah rambut, bukan bulu.!
3. Cek tulangnya (agak susah ya kalo ini), misal bagian dada ya ada si tulang rawan, kalo di paha ya tulang paha yang besar itu, kalo punggung ya tulang rusuk, dsb.
4. Jangan tertipu dengan harga murah (itu kan buatmu sendiri…hehehe).
5. Coba cek apakah si penjual tersebut pernah jual sayap apa ga. Kalo ga pernah jual, anda patut curiga karena seperti kita tahu, salah satu ciri khas unggas adalah bagian sayap, yang tentunya tidak mungkin bisa dipalsukan.



Sumber refernsi : Forum Keluarga DSH

Semoga bermanfaat.
----------
#bahaya-sering-makan-kfc
#resep-fried-chicken-pinggir-jalan
#resep-kentaki-pinggir-jalan
#bahaya-sering-makan-kfc
#daging-tikus-kfc
Title Tags Search:
See Also:
Comment: (0)
No Comment.
Add Comment:
Name* :
Url :
Comment*:
[BB Code] [Smiley]
Code*: 70809
Bookmark and Share