Tentang Penetapan Hari Raya Idul Adha Yang Berbeda AnekaNews.top - Tentang Penetapan Hari Raya Idul Adha Yang Berbeda
Mengapa penetapan hari raya Idul Adha di Indonesia berbeda, antara beberapa ormas Islam dengan pemerintah? Mari kita simak keterangan di bawah ini.
Tulisan ini berdasar twit dari akun @elyardi78, yang kami ubah tata bahasa dan tanpa mengurangi maksud isinya.
1. Bismillah.... Muhammadiyah Puasa Arafah 9 Dzulhijjah dan Idul Adha 10 Dzulhijjah, begitu juga pemerintah. Tidak ada yang beda !
2. Kalo Muhammadiyah dan Pemerintah Puasa Arafah 8 Dzulhijjah dan Idul Adha 12 Dzulhijjah, maka jelas itu mengada-ada.
3. Yang beda, pada tahun 2015 ini, 9 Dzulhijjah Muhammadiyah jatuhnya pada hari Selasa 22 September 2015, maka Idul Adhanya pada hari Rabu 23 September 2015.
4. Dan Pemerintah cq Kemenag RI 9 Dzulhijjah-nya jatuh pada hari Rabu 23 September 2015 dan Idul Adhanya pada hari Kamis 24 September 2015.
5. Patokan Hari Besar dan amal dalam Islam bukan kalender Kristen/Masehi (perputaran matahari), tapi kalender Islam/Hijriyah (perputaran bulan).
6. Begitu juga puasa Arafah dan Idul Adha patokannya bukan Wukuf jamaah haji di Arafah.
7. Puasa Arafah bahkan sudah dikenal dan dilaksanakan Rasulullah sebelum adanya wukuf di Arafah. Ini pendapat para ulama berdasarkan Hadist.
8. "Rasulullah TERBIASA puasa 9 Dzulhijjah, hari Asyura, 3 hari setiap bulan, senin pertama setiap bulan dan 2 kali kamis" (HR. Nasai 2429).
9. Coba bayangkan, kalau Puasa Arafah harus mengacu kepada Wukuf di Arafah, begitu juga Idul Adha harus setelah Wukuf Arafah,
10. Andai terjadi banjir dan perang di Arafah sana yang menyebabkan tidak terksanakannya Wukuf Arafah.
11. Apakah umat Islam seluruh dunia juga harus berhenti puasa Arafah dan Idul Adha? Tidak kan?
12. Nah.. masalahnya, kenapa bisa beda penetapan harinya, padahal sama-sama puasa Arafah 9 Dzulhijjah dan Idul Adha 10 Dzulhijjah?
13. Jawabannya, karena beda metode penetapan bulan baru (hilal). Dan puasa Arafah dan Idul Adha mengacu kepada hilal di masing-masing negara itu.
14. Muhammadiyah pakai metode hisab wujudul hilal sebagai penafsiran rukyat dalam konteks kekinian.
15. Menghitung dengan menetapkan bulan baru (hilal) tanpa mensyaratkan ketinggiannya sekian derajat.
16. Pokoknya sudah ada hilal, meski di bawah 1 derajat asal lebih 0 derajat, maka bulan lama berganti, dan masuk bulan baru.
17. Sedangkan pemerintah dengan metode rukyat tapi mensyaratkan ketinggian hilal melalui hisab (perhitungan) di atas 2 derajat.
18. Ini yang kemudian disebut imkanur rukyat, kemungkinan hilal dapat dilihat/rukyah, yaitu di atas 2 derajat.
19. Meskipun menurut pakar hisab, hilal di ketinggian 4 derajat saja masih sulit dirukyat, dilihat dengan mata telanjang.
20. Jadi kalau hilal di bawah 2 derajat menurut hisab, inilah yang menyebabkan terjadinya perbedaan hari Raya Ied antara Muhammadiyah dengan pemerintah.
21. Seperti Idul Adha yang harinya tidak sama tahun ini, karena ketinggian hilal awal Dzulhijjah berada di bawah 2 derajat.
22. Muhammadiyah tidak mensyaratkan ketinggian hilal sekian derajat, sedangkan pemerintah cq. Kemenag RI mensyaratkannya.
23. Maka, kalau hilal menurut hisab di atas 2 derajat, insya Allah tidak ada perbedaan antara Muhammadiyah dan Pemerintah.
24. Akhirnya, "Bersama itu indah, TAPI bijak, toleransi, dan saling menghormati dalam perbedaan ta kalah indahnya"
25. Itu saja. Wallahu A'lam!
Beribadah Sunnah-lah sesuai ilmu dan keyakinan, dan jangan sampai meninggalkan hal yang jelas merupakan kewajiban.
Diantara catatan kesamaan atau tidak penanggalan Hari Besar Islam antara Muhammadiyah, Pemerintah, dengan Arab Saudi.
Klarifikasi PD Muhammadiyah Sinjai bahwa, Idul Adha warga Muhammadiyah di Sinjai adalah Rabu 23 September 2015.
#Perbedaan-Penetapan-Hari-Besar-Islam
Terimakasih.