Ikhlas Itu Bersyukur Dalam Keadaan Suka Maupun Duka AnekaNews.top - Ikhlas Itu Bersyukur Dalam Keadaan Suka Maupun Duka
Banyak orang mengucapkan Ikhlas dengan mudahnya, padahal belum tentu hatinya itu Ikhlas.
Dibawah ini adalah penjelasan dari kata Ikhlas. Mari kita simak!
Allah SWT berfirman dalam AL-Qur'an Surat Al-Fathir:3, yang artinya: 'Hai manusia, ingatlah akan nikmat Allah kepadamu. Adakah pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezeki kepada kamu dari langit dan bumi? Tidak ada Tuhan selain Dia, maka mengapakah kamu berpaling (dari ketauhidan)?' (QS. Fathir : 3).
Dan dalam Surat Al-Ibrahim:7, yang artinya: 'Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan, Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.' (QS. Ibrahim : 7).
Juga dalam Surat Al-Ibrahim:34, yang artinya: 'Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat dzalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).' (QS. Ibrahim : 34).
Bersyukur adalah senjata seorang hamba yang ikhlas saat ia di uji karunia kebahagiaan, agar hamba tersebut tetap menjaga hatinya hanya kepada Allah SWT. Agar ia tetap menyadari hakikat dirinya di hadapan Allah SWT, agar ia tidak merasa sombong, riya' dan kufur. Karena Allah SWT yang telah menciptakan Alam Semesta ini.
Akal manusia tidak bisa bayangkan ukuran dan fungsi jagat raya yang kita huni. Kira-kira terdapat 300 milyar galaksi di jagat raya ini. Galaksi Bima Sakti kita adalah salah satunya. Di dalamnya ada 250 milyar bintang, Matahari adalah salah satunya. Dengan kata lain, masih lebih banyak bintang di jagat raya dari pada butiran pasir di seluruh pantai di dunia. Matahari kita hanya seperti sebutir pasir dan Bumi tempat kita berpijak tidaklah lebih luas dari sebutir pasir.
Subhanallah, manusia hanyalah makhluk kecil penghuni Bumi, kita ini bukan apa-apa di bandingkan ukuran jagad raya ciptaan Allah SWT ini. Anehnya kenapa manusia yang lemah ini, merasa begitu besar darinya, lalu melupakan kenyataan dirinya di hadapan Allah SWT.
Sebagai manusia, makhluk kecil yang menghuni bumi, dia bukanlah apa-apa dibandingkan dengan ukuran jagat raya. Namun kadang manusia melupakan semua ini, bahkan merasa dirinya besar. Dia hidup dengan penuh kesombongan. Manusia lupa bahwa dia adalah mahluk lemah ciptaan Allah SWT, yang suatu hari akan mati dan harus menghitung amalnya di hadapan Allah SWT. Lebih jauh lagi, dia terbuai dengan urusan dunia, yang ukurannya tidak lebih besar dari sebutir pasir bila dibandingkan dengan jagat raya.
Dan semua orang akan segera mati dan di kubur dalam lubang kecil di bumi. Sebelum mengantarkannya pada hari akhir, Allah SWT pasti akan menunjukkan bahwa dia itu begitu lemah. Jika tidak mati muda, contoh ketidakberdayaan manusia di dunia adalah ketika ia menjadi tua renta. Itu adalah tanda-tanda bahwa ia harus berserah diri dan bersyukur kepada Allah SWT.
Terimakasih ya Allah, yang telah mengkuatkan tubuh yang lemah ini, yang telah memberi makan perut yang lapar ini, yang telah menghalalkan istri untuk menyalurkan syahwat ini, yang telah mengamanatkan Bumi untuk di kelola dengan baik dan bermanfaat bagi umat manusia, yang telah mengkayakan hambanya yg fakir, yang telah mempintarkan hamba yg bodoh ini. Jadikanlah kami hamba-Mu yg mampu mensyukuri nikmat-Mu bukan justru sebaliknya. Jauhkan lah kami dari kufur nikmat, riya' dan sifat sombong di hadapan-Mu.
Kebanyakan manusia modern menghabiskan hidupnya dengan kesibukan dunia, sehingga melupakan pada penghambaannya kepada Allah SWT. Seperti berjalan nya waktu, hari, bulan dan tahun. Waktu berlalu begitu saja dalam sekejap, namun banyak orang yang melupakan hal ini, mereka merasa dirinya tak akan menjadi tua. Sungguh usia muda yang mereka pikir tak akan berakhir, padahal sesungguhnya hanya sebentar saja.
Manusia sesungguhnya hidup dalam ketidakberdayaan, kalau Allah SWT tidak mengucurkan rahmatnya. Meskipun masih muda, di mana dia selalu merencanakan masa depannya, manusia bisa saja jatuh sakit dan mati. Jutaan manusia mati di usia muda karena kanker atau penyakit mematikan lainnya. Masih banyak virus yang tak ada obatnya, virus yang sangat kecil itu cukup untuk mengakhiri hidup manusia.
Tak seorang pun bisa memastikan bahwa dirinya tak akan terserang penyakit. Contohnya, jaringan otak kita bisa rusak tanpa alasan yang jelas. Kerusakan di otak dapat berakibat fatal. Darah tinggi dapat merusak sel-sel otak, dan orang dapat kehilangan ingatannya, cacat, lumpuh dan mengalami gangguan mental.
Dalam menghadapi kenyataan ini, orang seharusnya berpikir bahwa tidak ada artinya tergantung pada kehidupan duniawi. Seharusnya dirinya merasa bahwa segala sesuatu yang di milikinya hanyalah titipan sementara, untuk mengujinya. Karena itu, dalam keadaan apapun baik bahagia maupun menderita, kita harus mensyukuri anugerah yang Allah SWT berikan. Allah-lah yang menciptakn manusia, hanya Dia-lah yang mampu menjaga manusia dari bahaya.
Jika Allah SWT menginginkan, Dia bisa membuat manusia sakit dan rusak tubuhnya hingga manusia itu tidak berdaya karenanya. Sebab Dunia ini, di ciptakan Allah SWT sebagai tempat ujian bagi manusia, dan kebahagiaan sesungguhnya adalah ujian juga. Jika dalam ujian itu manusia tetap berada pada aturan Allah SWT, dengan bersyukur di segala keadaan, dan menunjukkan moral yang baik sesuai perintah-Nya. Maka hamba tersebut akan mendapat kemenangan dan kehidupan abadi di Surga nanti.
Orang sombong yang mengharapkan keabadian di Dunia fana ini, tak kan mungkin mnghindari cobaan, ketidakberdayaan dan kesengsaraan di akhirat. Sakit bukan satu-satunya hal yang mengancam kehidupan Dunia ini. Banyak hal yang bisa membuat seorang hamba mengalami bencana. Seperti bencana alam atau kecelakaan dan lainnya. Karena itu, dari pada seorang hamba mengeluh, menuntut dan menghujat Tuhan, cuma karena kecewa akibat rezekinya sedikit di bandingkan yang lain atau nasibnya buruk, kemudian ia malah menjadi kufur atas nikmat-nikmat Allah SWT. Akan lebih baik bila kita ambil hikmahnya dan berbaik sangka kepada Allah SWT, segala puja dan pujian untuk-Nya, karena anugrah dan nikmat-Nya sungguh melimpah bagi hamba-hamba-Nya.
Kalau manusia mencoba jujur pada dirinya, nikmat Tuhan mana lagi yang dapat ia sangkal. Cinta dan kasih sayang-Nya melimpah, rahmat dan ampunan-Nya tak terbatas bagi hamba-Nya. Tinggal manusianya, apakah ia mau menyambut panggilan-Nya.
Sungguh Tak Merugi orang-orang yang mau bersyukur dan beriman kepada-Nya.
Seperti dalam Fiman-Nya Surat An-Nisa:147, yang artinya: 'Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman? Dan Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui.' (QS.AN-Nisa:147).
Demikianlah, Semoga kita bisa menjadi hamba-hamba yang Ikhlas Besyukur dalam keadaan apapun, suka maupun duka dan hanya untuk mengharap Ridho-Nya. Amin!
Semoga bermanfaat.
----------
#doa-bersyukur-atas-rezeki-allah#bagaimana-jika-amal-perbuatan-tidak-didasari-rasa-ikhlas#kata-kata-bersyukur-atas-rezeki#perbuatan-apakah-yang-tidak-diperbolehkan-bagi-orang-yang-bersedekah#bentuk-rasa-syukur-kepada-allah-swt