Ketika Kacang Lupa Akan Kulitnya AnekaNews.top - Ketika Kacang Lupa Akan Kulitnya
Seorang ayah bertanya pada anaknya yang dalam waktu dekat akan melaksanakan wisuda :
Ayah : "Nak, kapan kamu akan wisuda?"
Anak : "Sebentar lagi. Kenapa yah?"
Ayah : "Syukurlah, nanti sore tolong antarkan ayah ke pasar ya nak."
Anak : "Buat apa yah?"
Ayah : "Ayah ingin menghadiri acara wisudamu, dengan mengenakan baju terbaik."
Anak : "Ayah kan ga bisa lihat."
Ayah : "Setidaknya ayah bisa merasakan kesuksesanmu, nak. Bolehkah ayah jadi saksi atas sejarah barumu nanti?
Anak : "Sepertinya tidak bisa ayah."
Ayah : "Kenapa nak? Apa salah ayah? Apa karena... kamu malu dengan kondisi ayah?" (wajahnya perlahan memelas)
Anak : "Tidak ayah. Hanya saja aku pasti akan sangat sibuk nanti, ibu juga pasti akan kerepotan jika harus menuntun ayah. Ayah tunggu saja di rumah, biar nanti aku bawakan videonya saja."
Tanpa sepatah kata ayahnya pun mengangguk. Menelan rasa kecewa.
Hari-hari dilalui sang anak dan ayah seperti biasa, sampai pada hari dimana anaknya wisuda, tiba-tiba...
Ayah : "Nak...? dimana kamu nak. Sini, ayah ingin memelukmu." Sang ayah mendatangi acara wisuda di dampingi istrinya tanpa sepengetahuan anaknya.
Anak : "Siapa kau?"
Ibu : "Dia ayahmu, nak." (Matanya berbinar)
Anak : "Dia bukan ayahku!!" (Jelas sang anak)
Salah satu dari sahabatnya pun bertanya, "Apa ia benar bukan ayahmu.?"
Anak : "Tidak, aku tidak punya ayah seperti dia! Lihat saja matanya. BUTA!" (Jawabnya ketus)
Ibu : "Astagfirulloh istigfar kamu nak! Sadar... Ayahmu begini karena kecelakaan yang pernah menimpamu. Ia ikhlas kehilangan kedua bola matanya hanya untuk di donorkan padamu, putranya. Hingga kamu masih bisa melihat sampai detik ini." (Sang ibu menangis)
Sementara sang ayah tak berkutik, menahan tangis dan luka dalam dada. hingga...
Ayah : "Sudahlah bu, mari kita pulang, ini bukan tempat kita, tak seharusnya kita berada disini."
Ayah dan ibunya pun pulang tanpa meninggalkan ucapan "selamat" pada anaknya, sedikit perasaan kecewa terbesit di dalam hatinya. Di sisi lain teman-temannya menatap kedua orang tuanya penuh dengan prihatin, karena ia tlah mempermalukan keduanya di hari yang penuh dengan sejarah.
***
Sahabatku, dari cerita di atas kita bisa memetik hikmah, betapa masih banyak di antara kita yang mungkin malu memiliki orang tua yang tak sempurna, atau bahkan gengsi dengan kondisi orang tua yang serba pas-pasan. Sahabat, pernahkah kita menyadari bahwa secacat apapun orang tua, seburuk apapun perekonomiannya, ayah dan ibu tak pernah meninggalkan sedikitpun penyesalan atas kehadiran kita ke dunia. Dengan sekuat tenaga mereka justru mendukung semua mimpi kita, bahkan rela berkorban siang dan malam mencari nafkah hanya demi kesejahteraan kita.
Jadi... Sudahkah kita berbakti kepada mereka? Sudahkah kita menghiasi berbagai macam warna pelangi dalam hari-hari tuanya?
Semoga kita bukanlah termasuk hamba-Nya yang lalai dalam memperlakukan orang tua. Aamiiin...
Sumber Referensi : FB Setia Furqon Kholid----------
#arti-peribahasa-kacang-lupa-akan-kulitnya#kacang-lupa-pada-kulitnya#arti-dari-kacang-lupa-akan-kulitnya#lagu-kacang-lupa-pada-kulitnya#arti-peribahasa-bagai-kacang-lupa-akan-kulitnya